Indragirione.com - Tiada kata menyerah dalam kamus hidup Supriyati (57). Wanita paruh baya tersebut itu masih setia dengan profesi sebagai pemecah batu sejak yang telah ia lakoni sejak lama. Tekadnya untuk membantu suami menghidupi naknya lebih keras dibanding batu yang ia pecah saban hari.
Supriyati yang merupakan warga dusun Bulu desa Kandangan kecamatan Bawen,Kabupaten Semarang ini meskipun tidak lagi muda tetapi tidak menyurutkan tekadnya untuk bekerja keras,baginya hal ini lebih baik dan terhormat dibandingkan harus memilih jalan pintas untuk mendapatkan uang.
Hal tersebut diungkapkanya ketika Babinsa Kandangan Koramil 13/Bawen menyambangi nya dan membantu pekerjaannya tersebut,Kamis (20/06)"Ini bukan pekerjaan mudah dan banyak risikonya. Kadang serpihan batu kecil yang dipukul tanpa sengaja memantul ke kening.,Alat yang digunakan untuk membelah batu juga alat-alat keras seperti, palu"
"Batu sangat keras dan berat, tetapi di balik kerasnya batu ada berkah. Pekerjaan memecah batu memang bukan pekerjaan mudah, tidak semua orang suka dengan pekerjaan ini. Sedangkan buat saya, tentu sangat mencintai pekerjaan ini karena dari pekerjaan ini saya hidup,” katanya lagi
"Saya salut dengan kekuatan Tekad dari ibu Supriyati yang dengan setia dan tekun menggeluti pekerjannya yang memang tidak mudah dilakukan apalagi beliau seorang wanita paruh baya,tetapi kecintaanya kepada keluarga yang membuat semangatnya terus ada" Ungkap Sertu Heri.
Batu batu hasil pecahan Supriyati tersebut nantinya akan dikumpulkan dan dijual dan dijadikan campuran pengecoran yang digunakan untuk pembuatan jalan.(Pendim0714)