Foto :
Indragirione.com - Badan Amil Zakat Nasional (Baznaz) Kabupaten Inhil jenguk Yusuf (10) dan Novita Putri (3), kakak beradik, penderita thalasemia yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada Tembilahan, Selasa (12/2).

Yusuf dan Novita merupakan anak dari Syahril, warga RT 007, RW 002, Jalan Provinsi, Lorong Kuini, Kelurahan Pangkalan 7, Kecamatan Tempuling, Inhil, Riau yang diketahui mengidap penyakit kelainan darah atau thalasemia

Thalasamia sendiri adalah penyakit kelainan darah bisa mengenai penderitanya sejak masa kanak-kanak. Penderita thalasemia seumur hidupnya akan amat bergantung pada transfusi darah secara berkala. Ini karena produksi sel darah merahnya di tubuh terganggu, kalah oleh pertumbuhan sel darah putih.

Kunjungan tersebut dipimpin langsung ketua Baznaz Inhil HM Yunus Hasbi SAg MAg MH, dan didampingi Wakil Ketua IV, Bidang ADM, SDM, Umum, Firmansyah serta pengurus lainnya. Rombongan Baznaz juga disambut dokter spesialis Penyakit Dalam di RSUD Puri Husada, Dr Irianto Hasyim

Ketua Baznaz Inhil, HM Yunus Hasbi melalui Wakil Ketua IV, Firmansyah mengatakan kunjungan tersebut merupakan silaturrahmi sekaligus survey mustahik penerima zakat program peduli dhuafa sakit. program ini merupakan program Baznaz terhadap dhuafa yang mengalami penyakit yang membutuhkan biaya pengobatan.

"Berhubung Pasien Yusuf dan Novita Putri ini menderita thalasemia yang membuat keduanya harus bergantung pada transfusi darah secara berkala, tentunya ini membutuhkan biaya yang cukup besar, dari itu Baznaz Inhil menyalurkan zakat para muzakki kepada dhuafa yang sakit melalui program peduli dhuafa sakit ini," Jelasnya.

Dijelaskannya lagi, meskipun biaya pengobatan mereka dijamin oleh BPJS kesehatan karena mereka terdaftar sebagai peserta JKN-KIS, namun biaya pendampingan pengobatan mereka juga besar seperti biaya transportasi, makan dan lainnya selama pengobatan, selain itu pasien juga terkadang harus menjalani perawatan rujukan ke Pekanbaru," tambahnya.

Sebelumnya Baznaz Inhil juga telah mendampingi Rano Erman dan Syahroni dua orang kakak beradik penderita thalasemia lainnya dengan program peduli dhuafa sakit sejak tahun 2018 yang lalu.

Firman juga berharap, dengan adanya program peduli dhuafa sakit dari Baznaz ini setidaknya dapat meringankan beban mereka para dhuafa yang harus berjuang melawan penyakit mereka.

"Ini adalah salah satu manfaat menyalurkan zakat melalui Baznaz, dimana Baznaz mengelola zakat para muzakki dengan terorganisir dan transparan dengan adanya Sitem Imformasi Manajemen Baznaz, (Simba) sehingga penyalurannya pun bisa tepat sasaran kepada dhuafa yang benar-benar membutuhkan," tutupnya.

Sementara itu, Syahril orang tua dari Yusuf dan Novita Sari mengatakan sangat berterimakasih kepada para muzaki yang telah meyalurkan zakat mereka melalui Baznaz Inhil ini, zakat yang ia terima sangat membantu dalam meringankan biaya tranfusi darah berkala yang harus ia lakukan untuk kelanjutan hidup kedua buah hatinya yang sangat ia sayangi tersebut.

"Tentunya kami sangat berterimakasih kepada para muzaki yang oleh Baznaz Inhil, zakat mereka disalurkan untuk membantu biaya pengobatan anak kami, dimana anak kami dapat bertahan hidup dengan tranfusi darah rutin secara berkala," katanya.

Dijelaskannya, anaknya Yusuf sudah didiagnosa mengidap penyakit thalasemia sejak usia 5 tahun, dan semenjak itu pula anaknya harus bertahan hidup dengan bergantung pada transfusi darah secara berkala.

disamping itu, dari konsultasi dengan tim medis, sampai saat ini belum ada obat penyembuhan untuk penyakit thalasemia, sementara obat yang dikonsumsi anaknya hanya bersipat obat penetralisir zat besi agar zat besi tidak menumpuk di perut, karena apabila zat tersebut menumpuk diperut akan membuat perut penderita membesar dan itupun harus dibeli dipekanbaru karena obat tersebut belum ada di Tembilahan.

"Sekali lagi saya sangat berterimakasih, semoga dengan ini, mereka yang berzakat diberikan keberkahan, kesehatan, rejeki yang lebih lagi dan tentunya bernilai pahala disisi Allah,"katanya.(Sap)