Indragirione.com- Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief meminta bantuan Sandiaga Uno agar para buzzer di media sosial menghentikan serangan kepada partainya dan keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Permintaan itu disampaikan Andi melalui akun Twitter pribadinya. Sebelum menyampaikan permintaan itu, Andi mengucapkan selamat Lebaran kepada Sandiaga yang saat ini masih berada di luar negeri.
"Selamat Hari Raya Idul Fitri buat @sandiuno, minal aidin walfaizin. Di hari baik ini mohon bantuannya agar para buzzer menghentikan serangan dan fitnah ke Partai Demokrat dan keluarga SBY. Terima kasih, untuk saling bantu," tulis akun Twitter @AndiArief_ pada Kamis (6/6).
Dia juga meminta kepada kader dan simpatisan Partai Demokrat tak membalas serangan tersebut.
"Kader dan simpatisan Partai Demokrat serta yang masih berduka atas wafatnya Ibu Ani, jangan balas perlakuan para buzzer yang selama ini mendukung Pak Prabowo dan @sandiuno meski mereka masuk kategori ulat bulu di temen," kata Andi dalam akun Twitter pribadinya.
Dikutip dari cnnindonesia.com, dua hari sebelumnya, Sandiaga menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah di media sosial. Bersama keluarganya, mantan wakil ketua dewan pembina Partai Gerindra itu merayakan Lebaran di Boston, Amerika Serikat.
"Kami sekeluarga mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah. Pagi ini kami melaksanakan Sholat Ied di Islamic Society of Boston Cultural Center di Kota Boston," tulis akun @sandiuno pada Selasa (4/6).
Pada Senin (27/5), Ketua Umum Partai Demokrat SBY menyampaikan bahwa ada kalangan tertentu yang menyerang dirinya maupun Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Partai Demokrat. Serangan itu terjadi setelah AHY bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada Rabu (22/5).
"Akibat pertemuan itu, AHY, SBY, dan Partai Demokrat diserang habis oleh kalangan tertentu," ujar SBY dalam rekaman video yang diputar di kediamannya.
SBY sendiri sudah mengetahui kelompok yang melakukan serangan tersebut. Namun dia tak menyebutkan secara spesifik.
Dia mengatakan saat AHY bertemu Jokowi, putranya tidak mewakili langsung Partai Demokrat dan tidak merepresentasikan kubu capres Prabowo. Menurut SBY, AHY juga tidak membicarakan kursi di pemerintahan maupun silang pendapat di KPU ketika itu.
"Dari serangan itu, sebenarnya kami tahu dari kelompok mana serangan sengit itu berasal. Di situ perbedaan kami dengan pihak tertentu itu," ujar SBY.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sempat mengomentari pernyataan SBY tersebut. Menurut Fadli, SBY tidak perlu terbawa perasaan alias 'baper' dalam menyikapi cercaan masyarakat.
"Setiap politisi apapun yang dilakukan pasti ada kelompok yang suka ada kelompok yang tidak suka. Jadi enggak usah baper kalau di-bully," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5).
Pada Pilpres 2019, Demokrat bergabung dalam koalisi partai pendukung capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Kubu Prabowo-Sandi saat ini tengah mengajukan gugatan hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi, setelah KPU menyatakan suara pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dalam Pilpres 2019. (One21)
0 Komentar